Bola Mata Yang Mulia –
Buya Syakur
Engkau gadis
manis yang masih polos, artinya belum bisa berpura-pura, artinya masih jujur
artinya tidak pandai berbohong, aku suka sekali kepadamu.
Ketahuilah wahai
gadisku, bahwa persahabatan itu sangat indah ketika dimulai dengan senyuman. Lalu ketika berpisah dengan melambaikan tangan dan ucapan “sampai jumpa lagi”.
Wahai
gadisku jangan mudah tergoda, jangan sekali-kali engkau mengira bahwa singa itu
menampakan taringnya seperti sedang tersenyum kepadamu. Aku tidak percaya
ketika ada anggapan bahwa perempuan itu hanya punya satu permintaan dalam hidup
ini, yaitu ingin punya suami.
Tetapi nanti ketika sudah punya suami baru mulai
banyak permintaan, tetapi yang kuyakini untuk dirimu nanti setelah engkau punya
suami engkau akan berikan segalanya kepada suamimu.
Wahai gadis
manis yang polos, aku dapat merasakan kepolosanmu. Dari raut wajahmu yang
bening dan bersih tanpa noda sedikitpun. Ditambah lagi dengan lima kali wajahmu
disucikan ketika menghadap Tuhan.
Nampak cemerlang dan menyejukan ketika
dipandang belum ada tanda-tanda noda sedikitpun, engkau pendiam tidak banyak
omong tetapi pandai mendengarkan orang berbicara, siapapun yang berbicara.
Engkau
sangat beruntung wahai gadis manis, wajah cantik, hati yang baik, otak yang
cerdas dari keluarga yang sangat terhormat. Semua itu engkau miliki, tapi walau
demikian keberuntungan tidak menentukan apapun, tanpa didukung dengan kerja
keras dan rajin belajar.
Aku belum
jatuh cinta kepadamu, aku baru hanya senang dan mengagumi dirimu, mungkin
dengan kepolosanmu belum ada orang yang berani mengkhianati dirimu.
Tetapi
perlu engkau ketahui, bahwa aku hanya sekedar menyampaikan pesan saja,
berhati-hatilah hidup ini tidak sebersih hatimu. Aku menduga mungkin tidak ada
orang yang bakal berani mengkhianati dirimu yang punya hati sebersih itu.
Sehingga kalaupun ada orang yang mengkhianati satu kali, itu adalah dosa
pengkhianat. Tetapi ketika nanti engkau sering dikhianati berkali-kali berarti
engkau mendapat bagian dosa juga, yaitu dosa tidak berhati-hati.
Aku sendiri
belum pernah menyatakan cinta kepadamu, karena aku merasakan agaknya kurang
pantas aku menjadi kekasihmu, karena hatimu terlalu suci bagiku. Tetapi nanti
barangkali, aku tidak tahu.
Setelah
mengagumi kemungkinan saja aku jatuh cinta. Namun demikian tentu aku persiapkan
dulu, aku pertama-tama harus bertaubat dulu, aku harus belajar bersujud, kalau
perlu merantau dulu untuk mencari tahu lebih banyak tentang Tuhanku.
Untuk
sementara dulu aku diam saja dulu, biarkan orang lain menduga aku ini seorang
yang dungu dari pada aku harus menjelaskan kepada mereka, nantinya dugaan
mereka mendapat bukti atas kedunguanku ini.
Supaya aku tetap menjadi lelaki
yang setia, maka oleh karena itu sebaikanya aku jangan terburu menyatakan cinta
dulu. Aku tidak ingin menjadi lelaki pengkhianat, lebih baik aku mati terkubur
tetapi namaku tetap baik dihatimu dari pada aku masih hidup tetapi sama dengan
seonggok bangkai dalam fikiranmu.
Ketika kita
berbicara tentang cinta, persis seperti bercerita tentang gondoruwo banyak
diceritakan orang tetapi ternyata setelah ditelusuri belum pernah ada orang
melihat langsung bentuknya. Kendatipun aku belum sampai menyatakan cinta
kepadamu, tetapi aku perlu meminta izin untuk diperbolehkan mengagumi dirimu.
Kecantikanmu
dapat kupastikan akan sangat memukai siapapun yang pernah menatap wajahmu, mata
siapapun yang pernah merekam kecantikan wajahmu dapat kupastikan akan
tergila-gila kepadamu.
Tapi aku
tidak demikian wahai gadisku, yang
membuat aku terkagum-kagum bukan paras wajahmu yang cantik jelita tetapi akhlak
mulia yang engkau tampilkan dalam perilakumu. Kecantikan wajahmu, wahai gadisku,
daya tariknya menembus mata.
Tetapi
kemuliaan akhlakmu yang membuat hatiku menjadi lumpuh total tak dapat berkutik,
aku tidak melihat bola matamu yang indah itu. Tetapi yang kulihat sorot matamu
yang memancarkan sinar kemilau menembus hatiku, sehingga aku yakin bahwa disitu
ada suatu kebenaran dan ketulusan.
Dengan sebab
budi pekertimu yang halus lembut itu, membuat aku lebih bersemangat menghadapi
kehidupan, sehingga aku dapat mentas dari lumpur kegagalan, untuk bangkit
dengan semangat baru, setelah aku mentas dari lumpur kegagalan aku akan bangkit
dan aku yakin aku akan dapat meraih cita-cita.
Bahkan aku
akan dapat menjadi contoh keteladan anak cucu apabila engkau ada disampingku,
untuk itu sebelum aku menyatakan cinta kepadamu, pertama-tama maafkanlah
kesalahanku karena aku mengagumimu.
Wahai
gadisku yang cantik, saksikan hari ini aku ingin menyampaikan pernyataan, aku
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah.
------------------------------------------
Semoga kita dapat pesan moral dari puisi Buya Syakur tersebut.
EmoticonEmoticon